Kamis, 21 Februari 2013

KASIHAN IBU

“hutang lagi,hutang lagi! Hutang kamu tuh sudah numpuk,bukannya dibayar malah nambahin ,kamu tuh sudah gak punya suami,siapa yang mau ngasih kamu uang buat bayar semua hutang mu?”
“maaf,tapi saya saya pasti bayar.”
“bayar pakai apa?kamu tuh gak ada yang diharapkan,didik anak aja gag pecus,lihat tuh anak-anak kamu,gak ada yang bener,laki perempuan sama aja.”
Sambil berlinangan air mata Halimah pulang tanpa membawa apapun.Itu artinya hari ini ia tak dapat menyajikan makanan untuk Tari dan Ilham.
“Bu gimana sih kok gak ada makanan.”bentak Ilham
“maaf nak ibu..”
“Apaan sih berisik banget “Tari yang terganggu dari tidurnya
“Lihat tu meja”
“Bu gimanasih kok belum ada makanan,ibu sengaja buat kita kelaparan.”
“Tidak nak,tidak begitu,ibu gak punya uang untuk beli makanan,tadi ibu...”
“Halah alesan aja,bilang aja ibu sengaja gak masak supaya kita kelaparan.”
“Heh lo tu anak perempuan,harusnya tu lo bangun lebih pagi,masak kek ngapain kek bukan jam segini baru bangun.”
“Apa,heh lo siapa berani ngatur hidup gue,gue kakak lo gue lebih tua dari lo,lo gak berhak ngatur hidup gue.”Tari tidak terima dengan denagan ucapan Ilham.
Semakin pedih hati Halimah,merasakan hidupnya saat ini.ditinggal pergi sang suami selamanya, anak-anak yang sulit diatur,berani pada orang tua,hutang yang menumpuk. Terkadang terbesit dalam benaknya untuk menyusul sang suami karena sudah tak tahan dengan beban berat dipundaknya.tapi dia selalu teringat biar bagaimanapun Tari dan Ilham adalah titipan Tuhan yang harus ia jaga.
Malam datang,perut halimah berbunyi nyaring.anak-ankanya pergi entah kemana. Tibatiba polisi datang.
“Selamat malam,benar ini rumah saudari tari?” “Benar,ada apa pak?” “Anak anda terjert kasus narkoba.” “Astafirullahaladzim” Kaget bukan kepalang Halimah mendengarnya.ia harus merelakan sang putri ditangkap polisi.belum kering airmtanya untuk tari,datang lagi kabar dari kepolisian bahwa Ilham meninggal dunia dalam kecelakaan maut akibat trek-trekan. Kini lengkaplah sudah penderitaan haliamah,dimasa tuanya,dia hidup seorang diri digubuk peninggalan sang suami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar